Minggu, 21 Mei 2017

PENYEBAB KEGAGALAN SISTEM INFORMASI & PERAN PEMIMPIN DALAM E-GOVERNMENT

PENYEBAB KEGAGALAN SISTEM INFORMASI

Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktifitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen, serta menginformasikan sebuah informasi dengan akurat, cepat, tepat waktu, dsb. Dalam arti luas, sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi.

Pada era perkembangan teknologi saat ini sebuah  informasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia misalnya untuk menambah sebuahilmu, pengetahuan, wawasan, dan membantu atau memudahkan pekerjaan sehari-hari manusia.
Sebuah komputer bukanlah satu-satunya teknologi, namun komputer telah membawa banyak sekali perubahan pada kemajuan teknologi di Indonesia, bahkan bias dibilang komputer adalah awal dari kemajuan sebuah teknologi.

Penyebab Kegagalan pada Sistem Informasi :

1. Kurangnya input dari end user
Kurangnya keterlibatan end user pada saat proses perancangan sistem akan menemui kegagalam pada saat diterapkan karena terjadi kesenjangan atau gap antara pengguna dan perancangan atau pakar SI. Kesenjangan itu timbul karena keduanya memiliki latar belakang dan kepentingan yang berbeda (user-designer communication gap). Kesenjangan ini pada akhirnya akan menciptakan kegagalan dalam pelaksanaan sistem informasi.

2. Tidak lengkapnya pernyataan kebutuhan dan spesifikasi
Kebutuhan yang telah dirumuskan tersebut apabila tidak mendapatkan dukungan berupa infrastruktur yang memadai akan menyebabkan kegagalan pada sistem informasi.

3. Pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang senantiasa berubah-ubah
Penerapan sistem informasi pada suatu organisasi harus dilakukan perumusan dengan jelas tentang kebutuha dan spesifikasi penggunaan sistem informasi tersebut. Pernyataan kebutuhan yang tidak ditegaskan sejak awal akan berdampak negative pada saat sistem informasi diimplementasikan dan pada akhirnya menemui kegagalan.

4. Kurangnya dukungan manajemen eksekutif
Apabila penerapan sistem informasi tidak mendapatkan dukungan dari beberapa unsur manajemen eksekutif sebagai pengambil keputusan maka penerapan sistem organisasi akan menemui kegagalan dan mengakibatkan dampak seperti : terjadi inefisiensi biaya, pelaksanaan penerapan sistem informasi melebihi target waktu yang telah ditentukan kendala teknis serta kegagalan memperoleh manfaat yang diharapkan.

5. Inkompetensi secara teknologi
Penerapan dan pengembangan sistem informasi sangat membutuhkan peranan manusia sebagai brainware/operator. Apabila sumberdaya manusia dalam organisasi tidak memiliki kompetensi akan perkembangan teknologi yang semakin maju maka penerapan sistem informasi akan mengalami kesulitan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kemampuan SDM akan mengakibatkan pelaksanaan sistem informasi menghadapi kegagalan.

6. Perencanaan yang tidak tepat dan tidak matang
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung oleh perencanaan yang matang tidak akan mampu menjadi mediator antara berbagai keinginan dan kepentingan dalam suatu organisasi. Sistem yang tidak memiliki road map yang jelas tidak mampu menjadi pegangan dalam melaksanakan sistem informasi sesuai tujuan organisasi. Sistem informasi yang tidak dirancang sesuai kebutuhan organisasi pada akhirnya akan menemui kegagalan dalam penerapannya dan hanya menimbulkan inefisiensi dalam hal biaya, waktu dan tenaga.


PERAN PEMIMPIN DALAM E-GOVERNMENT

Komitmen dan dukungan dari pimpinan (leadership commitment and support) menjadi indikator penting bagi keberhasilan penerapan e-Government di Indonesia. Dibutuhkan pemimpin yang membawa visi e-Government dalam agendanya dan mempunyai strategi pemikiran untuk membuatnya menjadi kenyataan. Kepemimpinan bisa mengatasi banyak hambatan operasional. (Indarajit, 2002:25).

Secara teori, indikator ini memberikan kepastian terhadap kepemimpinan unggul dan kapabel, menjamin hubungan antar satuan kerja yang sinergis dan terencana, kepastian penganggaran, realisasi, operasi, dan evaluasi implementasi sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Manifestasi atas dukungan kepemimpinan secara faktual belum bervariasi namun banyak yang berinovasi dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan e-Government di daerah, antara lain dalam hal :

       1.  Dukungan kebijakan yang kuat melalui pembuatan masterplan                  atau blueprint penerapan e-Government
     2.  Pengadaan unit khusus
     3.  Dukungan infrastruktur yang memadai
     4.  Dukungan penganggaran yang besar, dan
5. Berbagai   inisiatif   yang   inovatif   yang   justru   menjadi   best         practise     yang    dapat    dipakai    oleh    daerah    lain,   seperti       penerapan   e-Government   di   Kota   Surabaya   dan   penerapan       Simpeg   di   Kota   Tarakan. 

Keseluruhan indikator tersebut harus ditunjang dengan strategi dari seorang pemimpin. Strategi dari seorang pemimpin tersebut memegang peranan yang penting dalam penerapan e-Government.

Strategi dari seorang pemimpin yang harus diperhatikan adalah seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas, strategi yang berkualitas serta adanya kesadaran dari seorang pemimpin dan yang lebih penting adalah seorang pemimpin harus ditunjang dengan pengetahuan dan skill yang baik serta memiliki komitmen dalam penerapan e-Government tersebut. Penerapan e-Government yang dilakukan saat ini bertujuan agar masyarakat lebih cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.