Desain Grafis terbagi menjadi 2 buah kata, yaitu desan
dan grafis. Desain adalah
perancangan sebelum melakukan tindakan dalam pembuatan sebuah objek yang
berintegrasi dengan teknologi. Desain dikenalkan dalam bentuk sebuah rencana
seperti model maupun tulisan. Sedangkan Grafis
adalah kombinasi antara gambar, angka, tulisan, grafik yang membutuhkan
ilustrasi yang cukup tajam untuk menggabungkan antara desain dan grafis. Grafis
dibedakan menjadi 2 yaitu gambar (non digital) dan gambar digital. Maksud dari
non digital ialah alat gambar ke suatu media tertentu, misalnya kertas.
Sedangkan gambar digital adalah hasil dari pengolahan memlalui personal
computer atau pemroretan menggunakan camera digital. Dengan demikian Desain Grafis adalah mengolah
keterampilan dalam bentuk visual, didalamnya terdapat typography, photography,
layout, dan pengolahan digital. Desain grafis ini menggunakan gambar untuk
menyampaikan informasi secara efektif. Desain grafis diterapkan dalam desain
komunikasi dan fine art. Desain grafis ini bisa dinikmati tidak selalu berupa
gambar melainkan tulisan yang dibentuk dengan indah.
Animasi
Animasi berasal dari bahasa latin, Anima yang berarti
menghidupkan mati. Pada benda mati ini diberikan suatu semangat untuk hidup
atau hanya berkesan hidup. Gambarnya bergerak terbentuk dari suatu objek yang
disusun secara teratur. Gambarnya bisa berupa makhluk hidup atau tulisan. Sang
animator menggunakan logika yang sangat kuat untuk menentukan arah gerak dari
awal sampai dengan akhir objek tersebut. Animasi menampilkan teknik sedemikan
rupa dan penonton dapat merasakan ilustrasi motion, gerakan merupakan sesuatu
hal yang paling diutamakan agar objek atau karakter dapat menghidupkan suasana
pada saat dilihat. Animasi merupakan penggunaan dari personal computer untuk
menciptakan objek tersebut pada layar. Dengan diciptakannya animasi dapat
mewujudkan sebuah karya anak Indonesia dalam suatu media.
Manusia
pada zaman dahulu kala sudah pernah mencoba untuk menggambar sebuah gerakan,
contohnya gambar hewan yang kakinya digambar dengan pose yang menunjukkan bahwa
hewan tersebut seolah-olah bergerak dalam gua pada zaman paleolitikum. Salah
satu cikal bakal dari animasi adalah Wayang, dimana sudah ada di Indonesia pada
abad ke 9. Pada 4 hingga 3 juta tahun yang lalu dalam peradaban budaya
Indonesia sebenarnya sudah ada lukisan animasi. Hal itu dapat dibuktikan dengan
adanya lukisan-lukisan yang ditemukan di Gua Leang-Leang (Sulawesi), beberapa
gua di Kalimantan Timur, serta gua-gua yang masih murni tersimpan di alam
Papua. Di Pulau Jawa sendiri, sejak zaman dulu juga sudah ada seni, yakni seni
memainkan Wayang Kulit dan beberapa jenis Wayang lainnya. Wayang kulit dapat
dikategorikan sebagai pelopor film animasi dunia dengan teknik penangkapan
siluet bayangan (menghidupkan bayangan) sebagai hasil jadinya. Dan sementara
itu, Lotte Reineger dari Jerman baru mengembangkannya pada
tahun 1919. Namun karena kesan bangsa kita yang ramah tamah dan tidak suka
menonjolkan diri, maka kesenian wayang seakan dilupakan sebagai perintis film
animasi dunia. Bahkan ada bangsa lain yang mengclaim kesenian
ini milik bangsanya.
Sejarah
Animasi
Sejarah
Animasi Indonesia sendiri mulai diketahui sejak ditemukannya Cave Pinting yang
bercerita mengenai binatang buruan atau hal-hal yang berbau mistis. Sejak tahun
1933 di Indonesia banyak koran lokal yang memut iklan Walt Disney. Kemudian
pada tahun 1955, Presiden Soekarno yang sangat menghargai seni mengirim seorang
seniman bernama Dukut Hendronoto (Pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt
Disney. Setelah belajar selama 3 bulan, ia kembali ke Indonesia dan membuat
film animasi pertama bernama “Si Doel Memilih”. Film animasi 2 dimensi tentang
kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi tonggak dimulainya
animasi modern di negeri ini.
Pada
tahun 1963 Pak Ook hijrah ke TVRI (Televisi Republik Indonesia) dan
mengembangkan animasi di sana dalam salah satu program namun kemudian
program itu dilarang karena dianggap terlalu konsumtif. Di tahun tersebut
TVRI merupakan stasiun TV satu-satunya di Indonesia. Stasiun ini sudah
memulai menayangkan film-film yang dibuat oleh Walt Disney dan
Hanna-Barbera, sekitar tahun 1970. Pada masa yang sama, lahir juga policy baru
tentang penayangan iklan di TVRI yang kemudian
melahirkan program “Mana Suka Siaran Niaga”. Saat itulah film animasi iklan
nasional lahir, yang memberikan gambaran riil tentang keadaan industri film
animasi yang tidak bisa lepas dari pertumbuhan televisi.
Pada
tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang
didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori
animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan
lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang
periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm,
maraknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas
adanya festival film. di festival film itu juga ada beberapa film animasi Batu
Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden
(animator Indonesia Pertama).
Era
tahun 80-an ditandai sebagai tahun maraknya animasi Indonesia Ada film animasi
“Rimba Si Anak Angkasa” yang disutradarai oleh Wagiono Sunarto dan dibuat atas
kolaborasi ulangan “Si Huma” yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi
untuk serial TV. Beberapa animator lokal. ada juga film animasi pet sekitar
tahun 1980-1990-an. Hal ini ditandai dengan lahirnya beberapa studio animasi
seperti Asiana Wang Animation yang bekerjasama dengan Wang Fim Animation,
Evergreen, Marsa Juwita Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening
Studio di Yogyakarta dan Tegal Kartun di Tegal.
Pada
era tahun 90-an sudah banyak bertaburan berbagai film animasi diantaranya
Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih
menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo”
yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Tahun 1998
mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang
Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil. Dan pada era 90-an
ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari negara
Jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster. Diantara sekian banyak studio
animasi yang terdapat di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling
produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV
seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba
Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. Pada masa ini serial
animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi.
Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya
“Janus Perajurit Terakhir”
Pada
7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full animation) buata Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland”
yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata. Film ini
berkisah soal petulangan seorang bocah bernama Bumi yang berusaha menemukan
tempat tinggalnya di dunia yang imajiner. Dalam menempuh perjalanan itu Bumi
ditemani beragam binatang yang memiliki indra dan berjiwa dan mempunyai
kepribadian serta bisa berbicara sebagaimana layaknya manusia. Film ini digarap
selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata di Jogjakarta. Walaupun film
kurang meraih sukses tapi menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di bumi
Nusantara. Di antara suguhan berbagai serial kartun dari Nickelodeon, Global TV menyelipkan satu program anak-anak Kabayan dan Liplap. Animasi buatan asli
anak negeri ini yang merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi
lokal yang sebelumnya lebih sering menangani proyek animasi untuk negara lain.
Animasi ini mencitrakan Kabayan sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh
gemuk, rajin, jujur, dan bijaksana. Kabayan memiliki teman imajinasi seekor
kunang-kunang bernama Lip Lap. Dia selalu mengikuti dan menemani Kabayan ke
mana pun. Lip Lap sering menyemangati Kabayan bila sedang putus asa dan
mengingatkan bocah tersebut bila berbuat salah. Selain Kabayan Liplap yang
merupakan tokoh khas Indonesia, ada pula film animasi pendek superhero asal
Tasikmalaya yang telah dua kali memenangkan ajang penghargaan INAICTA
(Indonesia ICT Awards), yaitu Hebring.
Nama aslinya adalah Heru, yang menetap di rumah susun dan bekerja sebagai
tukang ojek. Saat ini Hebring sudah dibuat dalam dua sekuel. Hebring 1 berhasil
memenangkan INAICTA 2007 dan selang dua tahun kemudian sekuel kedua animasi ini
mendapat juara pada penghargaan yang sama.
Pada
Hebring 1, pahlawan yang suka makan bakso ini dengan kekuatan supernya berusaha
menghentikan laju bus Transjakarta yang remnya tiba-tiba blong. Hal ini ia
lakukan untuk menolong seorang nenek yang sedang menyebrang jalan tanpa
mengetahui bahwa ada bus yang sedang mengarah kepadanya. Hebring kembali
membantu nenek yang sama saat tasnya dicopet pada sekuel keduanya.
Pada
tahun 2008, Indonesia berhasil membuat film animasi 3D pertama yang ditayangkan
di layar lebar dan juga sudah berhasil Go Internasional (didistribusikan ke
berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan Rusia). Film animasi yang
berjudul “Meraih Mimpi” tersebut diproduksi Infinite Frameworks
(IFW), studio animasi yang berpusat di Batam. Film ini merupakan adapatasi dari
buku karya Minfung Ho berjudul Sing
to The Dawn. Buku tersebut bercerita tentang kakak beradik yang berusaha
melindungi tempat tinggal mereka dari kontraktor penipu. IFW membuat adapatasi
buku Minfung Ho tersebut atas permintaan pemerintah Singapura yang ingin buku
wajib baca di beberapa SD di Singapura tersebut dibuatkan filmnya. Begitu
mendapat tawaran, IFW langsung memulai pengerjaan film Sing to The Dawn. Dan
untuk diketahui lebih dari 150 animator yang turut andil di dalamnya.
Source :
https://freezcha.wordpress.com/2009/09/28/perkembangan-animasi-di-indonesia/
0 komentar:
Posting Komentar