PENYEBAB KEGAGALAN SISTEM
INFORMASI
Sistem Informasi adalah
kombinasi dari teknologi informasi dan aktifitas orang yang menggunakan
teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen, serta menginformasikan
sebuah informasi dengan akurat, cepat, tepat waktu, dsb. Dalam arti luas,
sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang,
proses algoritmik, data, dan teknologi.
Pada era perkembangan
teknologi saat ini sebuah informasi
sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia misalnya untuk menambah sebuahilmu, pengetahuan,
wawasan, dan membantu atau memudahkan pekerjaan sehari-hari manusia.
Sebuah
komputer bukanlah satu-satunya teknologi, namun komputer telah membawa banyak
sekali perubahan pada kemajuan teknologi di Indonesia, bahkan bias dibilang
komputer adalah awal dari kemajuan sebuah teknologi.
Penyebab Kegagalan pada Sistem Informasi :
Penyebab Kegagalan pada Sistem Informasi :
1. Kurangnya input dari end user
Kurangnya keterlibatan end user
pada saat proses perancangan sistem akan menemui kegagalam pada saat diterapkan
karena terjadi kesenjangan atau gap antara pengguna dan perancangan atau pakar
SI. Kesenjangan itu timbul karena keduanya memiliki latar belakang dan
kepentingan yang berbeda (user-designer
communication gap). Kesenjangan ini pada akhirnya akan menciptakan
kegagalan dalam pelaksanaan sistem informasi.
2. Tidak lengkapnya pernyataan kebutuhan dan spesifikasi
Kebutuhan yang telah dirumuskan tersebut apabila tidak mendapatkan
dukungan berupa infrastruktur yang memadai akan menyebabkan kegagalan pada
sistem informasi.
3. Pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang senantiasa
berubah-ubah
Penerapan sistem informasi pada suatu organisasi harus dilakukan
perumusan dengan jelas tentang kebutuha dan spesifikasi penggunaan sistem
informasi tersebut. Pernyataan kebutuhan yang tidak ditegaskan sejak awal akan
berdampak negative pada saat sistem informasi diimplementasikan dan pada
akhirnya menemui kegagalan.
4. Kurangnya dukungan manajemen eksekutif
Apabila penerapan sistem informasi tidak mendapatkan dukungan dari beberapa
unsur manajemen eksekutif sebagai pengambil keputusan maka penerapan sistem
organisasi akan menemui kegagalan dan mengakibatkan dampak seperti : terjadi
inefisiensi biaya, pelaksanaan penerapan sistem informasi melebihi target waktu
yang telah ditentukan kendala teknis serta kegagalan memperoleh manfaat yang
diharapkan.
5. Inkompetensi secara teknologi
Penerapan dan pengembangan sistem informasi sangat membutuhkan peranan
manusia sebagai brainware/operator. Apabila sumberdaya manusia dalam organisasi
tidak memiliki kompetensi akan perkembangan teknologi yang semakin maju maka
penerapan sistem informasi akan mengalami kesulitan. Sistem informasi yang
tidak sesuai dengan kemampuan SDM akan mengakibatkan pelaksanaan sistem informasi
menghadapi kegagalan.
6. Perencanaan yang tidak tepat dan tidak matang
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung oleh
perencanaan yang matang tidak akan mampu menjadi mediator antara berbagai
keinginan dan kepentingan dalam suatu organisasi. Sistem yang tidak memiliki
road map yang jelas tidak mampu menjadi pegangan dalam melaksanakan sistem informasi
sesuai tujuan organisasi. Sistem informasi yang tidak dirancang sesuai
kebutuhan organisasi pada akhirnya akan menemui kegagalan dalam penerapannya
dan hanya menimbulkan inefisiensi dalam hal biaya, waktu dan tenaga.
PERAN PEMIMPIN
DALAM E-GOVERNMENT
Komitmen
dan dukungan dari pimpinan (leadership commitment and support) menjadi
indikator penting bagi keberhasilan penerapan e-Government di Indonesia. Dibutuhkan
pemimpin yang membawa visi e-Government dalam agendanya dan mempunyai strategi
pemikiran untuk membuatnya menjadi kenyataan. Kepemimpinan bisa mengatasi
banyak hambatan operasional. (Indarajit, 2002:25).
Secara
teori, indikator ini memberikan kepastian terhadap kepemimpinan unggul dan
kapabel, menjamin hubungan antar satuan kerja yang sinergis dan terencana, kepastian
penganggaran, realisasi, operasi, dan evaluasi implementasi sistem Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Manifestasi atas dukungan kepemimpinan secara
faktual belum bervariasi namun banyak yang berinovasi dalam pengambilan
keputusan untuk mengembangkan e-Government di daerah, antara lain dalam hal :
1. Dukungan kebijakan yang kuat melalui pembuatan masterplan atau blueprint penerapan e-Government
1. Dukungan kebijakan yang kuat melalui pembuatan masterplan atau blueprint penerapan e-Government
2. Pengadaan unit khusus
3. Dukungan infrastruktur yang memadai
4. Dukungan penganggaran yang besar, dan
5. Berbagai inisiatif yang inovatif yang justru menjadi best practise yang dapat dipakai oleh daerah lain, seperti penerapan e-Government di Kota Surabaya dan penerapan Simpeg di Kota Tarakan.
5. Berbagai inisiatif yang inovatif yang justru menjadi best practise yang dapat dipakai oleh daerah lain, seperti penerapan e-Government di Kota Surabaya dan penerapan Simpeg di Kota Tarakan.
Keseluruhan
indikator tersebut harus ditunjang dengan strategi dari seorang pemimpin.
Strategi dari seorang pemimpin tersebut memegang peranan yang penting dalam
penerapan e-Government.
Strategi
dari seorang pemimpin yang harus diperhatikan adalah seorang pemimpin harus
memiliki visi yang jelas, strategi yang berkualitas serta adanya kesadaran dari
seorang pemimpin dan yang lebih penting adalah seorang pemimpin harus ditunjang
dengan pengetahuan dan skill yang baik serta memiliki komitmen dalam penerapan
e-Government tersebut. Penerapan e-Government yang dilakukan saat ini bertujuan
agar masyarakat lebih cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
SOURCE :
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskeren Blognya, Kawaii I like it :)
BalasHapus