Minggu, 21 Mei 2017

PENYEBAB KEGAGALAN SISTEM INFORMASI & PERAN PEMIMPIN DALAM E-GOVERNMENT

PENYEBAB KEGAGALAN SISTEM INFORMASI

Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktifitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen, serta menginformasikan sebuah informasi dengan akurat, cepat, tepat waktu, dsb. Dalam arti luas, sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi.

Pada era perkembangan teknologi saat ini sebuah  informasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia misalnya untuk menambah sebuahilmu, pengetahuan, wawasan, dan membantu atau memudahkan pekerjaan sehari-hari manusia.
Sebuah komputer bukanlah satu-satunya teknologi, namun komputer telah membawa banyak sekali perubahan pada kemajuan teknologi di Indonesia, bahkan bias dibilang komputer adalah awal dari kemajuan sebuah teknologi.

Penyebab Kegagalan pada Sistem Informasi :

1. Kurangnya input dari end user
Kurangnya keterlibatan end user pada saat proses perancangan sistem akan menemui kegagalam pada saat diterapkan karena terjadi kesenjangan atau gap antara pengguna dan perancangan atau pakar SI. Kesenjangan itu timbul karena keduanya memiliki latar belakang dan kepentingan yang berbeda (user-designer communication gap). Kesenjangan ini pada akhirnya akan menciptakan kegagalan dalam pelaksanaan sistem informasi.

2. Tidak lengkapnya pernyataan kebutuhan dan spesifikasi
Kebutuhan yang telah dirumuskan tersebut apabila tidak mendapatkan dukungan berupa infrastruktur yang memadai akan menyebabkan kegagalan pada sistem informasi.

3. Pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang senantiasa berubah-ubah
Penerapan sistem informasi pada suatu organisasi harus dilakukan perumusan dengan jelas tentang kebutuha dan spesifikasi penggunaan sistem informasi tersebut. Pernyataan kebutuhan yang tidak ditegaskan sejak awal akan berdampak negative pada saat sistem informasi diimplementasikan dan pada akhirnya menemui kegagalan.

4. Kurangnya dukungan manajemen eksekutif
Apabila penerapan sistem informasi tidak mendapatkan dukungan dari beberapa unsur manajemen eksekutif sebagai pengambil keputusan maka penerapan sistem organisasi akan menemui kegagalan dan mengakibatkan dampak seperti : terjadi inefisiensi biaya, pelaksanaan penerapan sistem informasi melebihi target waktu yang telah ditentukan kendala teknis serta kegagalan memperoleh manfaat yang diharapkan.

5. Inkompetensi secara teknologi
Penerapan dan pengembangan sistem informasi sangat membutuhkan peranan manusia sebagai brainware/operator. Apabila sumberdaya manusia dalam organisasi tidak memiliki kompetensi akan perkembangan teknologi yang semakin maju maka penerapan sistem informasi akan mengalami kesulitan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kemampuan SDM akan mengakibatkan pelaksanaan sistem informasi menghadapi kegagalan.

6. Perencanaan yang tidak tepat dan tidak matang
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung oleh perencanaan yang matang tidak akan mampu menjadi mediator antara berbagai keinginan dan kepentingan dalam suatu organisasi. Sistem yang tidak memiliki road map yang jelas tidak mampu menjadi pegangan dalam melaksanakan sistem informasi sesuai tujuan organisasi. Sistem informasi yang tidak dirancang sesuai kebutuhan organisasi pada akhirnya akan menemui kegagalan dalam penerapannya dan hanya menimbulkan inefisiensi dalam hal biaya, waktu dan tenaga.


PERAN PEMIMPIN DALAM E-GOVERNMENT

Komitmen dan dukungan dari pimpinan (leadership commitment and support) menjadi indikator penting bagi keberhasilan penerapan e-Government di Indonesia. Dibutuhkan pemimpin yang membawa visi e-Government dalam agendanya dan mempunyai strategi pemikiran untuk membuatnya menjadi kenyataan. Kepemimpinan bisa mengatasi banyak hambatan operasional. (Indarajit, 2002:25).

Secara teori, indikator ini memberikan kepastian terhadap kepemimpinan unggul dan kapabel, menjamin hubungan antar satuan kerja yang sinergis dan terencana, kepastian penganggaran, realisasi, operasi, dan evaluasi implementasi sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Manifestasi atas dukungan kepemimpinan secara faktual belum bervariasi namun banyak yang berinovasi dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan e-Government di daerah, antara lain dalam hal :

       1.  Dukungan kebijakan yang kuat melalui pembuatan masterplan                  atau blueprint penerapan e-Government
     2.  Pengadaan unit khusus
     3.  Dukungan infrastruktur yang memadai
     4.  Dukungan penganggaran yang besar, dan
5. Berbagai   inisiatif   yang   inovatif   yang   justru   menjadi   best         practise     yang    dapat    dipakai    oleh    daerah    lain,   seperti       penerapan   e-Government   di   Kota   Surabaya   dan   penerapan       Simpeg   di   Kota   Tarakan. 

Keseluruhan indikator tersebut harus ditunjang dengan strategi dari seorang pemimpin. Strategi dari seorang pemimpin tersebut memegang peranan yang penting dalam penerapan e-Government.

Strategi dari seorang pemimpin yang harus diperhatikan adalah seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas, strategi yang berkualitas serta adanya kesadaran dari seorang pemimpin dan yang lebih penting adalah seorang pemimpin harus ditunjang dengan pengetahuan dan skill yang baik serta memiliki komitmen dalam penerapan e-Government tersebut. Penerapan e-Government yang dilakukan saat ini bertujuan agar masyarakat lebih cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.


Kamis, 27 April 2017

ONLINE RESEARCH DALAM ADMINISTRASI NEGARA



Online Research/Penelitian Online merupakan kegiatan taat kaidah dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian secara online. Sedangkan, metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah dimana kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional, berarti penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris, berarti cara atau teknik yang dilakukan selama penelitian itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara atau teknik atau langkah yang digunakan selama proses penelitian. Sistematis, maksudnya adalah proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris. Data empiris harus mempunyai kriteria valid. Valid, berarti menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mendapatkan data yang valid, maka validitas hasil penelitian dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas data penelitian yang telah terkumpul. Pada umumnya, jika data penelitian adalah realiabel dan obyektif, maka terdapat kecenderungan hasil penelitian akan valid. Reliabel berkenaan dengan derajad konsistensi (keajegan) data dalam interval waktu tertentu. Obyektif berkenaan dengan kesepakatan antar banyak orang (interpersonal agreement). Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian yang valid, sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis data yang benar. Untuk memperoleh data yang reliabel, maka instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Selanjutnya, untuk memperoleh data yang obyektif, maka perlu digunakan sampel yang besar atau sumber data yang jumlahnya mendekati jumlah populasi. Oleh karena itu, sebelum dilakukan tahap pengumpulan data maka instrumen penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Metode Penelitian dalam Administrasi Negara
Metode penelitian Administrasi dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang Ilmu Administasi.
Administrasi merupakan proses pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, terdiri dari unsur-unsur berikut:
1. Proses pengelolaan ke dalam fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan),
2. Sumber daya yang dikelola, meliputi 7 M (man, money, materials, methods, mechines, market, minute), dan
3. Kriteria pencapaian tujuan efektif dan efisien. Efektivitas merupakan landasan untuk mencapai sukses (pekerjaan yang betul yang dikerjakan). Efesiensi merupakan sumber daya minimal yang digunakan untuk mencapai kesuksesan itu (mengerjakan sesuatu dengan betul) Administrasi dapat digunakan dalam berbagai bidang kegiatan, baik secara individu maupun organisasi, dengan harapan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ilmu Administrasi dapat diartikan sebagai ilmu tentang pengelolaan organisasi, baik organisasi privat maupun publik.
Ilmu Administrasi Negara berkenaan dengan pengelolaan kegiatan yang bersifat kenegaraan, yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan pelayanan, meningkatkan kesejahteraan, serta pemberdayaan masyarakat.

JENIS-JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dapat dilakukan adalah sangat banyak dan beragam. Hal ini bergantung pada tujuan, bidang ilmu, tempat, tingkat eksplanasi, dan lain sebagainya.
1. Penelitian ditinjau dari tujuan
Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi penelitian terapan dan murni. Penelitian terapan ialah suatu penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penelitian murni (dasar) ialah suatu penelitian yang diarahkan untuk memahami masalah organisasi secara mendalam (tanpa keinginkan untuk menerapkan hasilnya). Hasil penelitian yang diperoleh akan berguna untuk pengembangan Ilmu Administrasi.
2. Penelitian ditinjau dari metode
Penelitian menurut metode, dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian survey, ex post facto, eksperimen, naturalistik, policy research (penelitian kebijakan), action research (penelitian tindakan), evaluasi, dan sejarah.
3. Penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasi
Berdasarkan tinjauan tingkat eksplanasi, penelitian dapat dikelompokkan menjadi: deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
4. Penelitian ditinaju dari jenis data dan analisis
Berdasarkan jenis data dan analisisnya, penelitian dikelompokkan menjadi tiga hal utama yaitu: penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan gabungan keduanya.

Source :

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA.



Kamis, 06 April 2017

E-GOVERNMENT DAN PEMANFAATAN INTERNET


A.   Pengertian, Manfaat, dan Jenis-jenis E-GOVERNMENT

Pengertian
E-Government merupakan kependekan dari elektronik pemerintah. E-Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah digital, online pemerintah atau pemerintah transformasi.
E-Government adalah suatu upaya untuk mengembangkan penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web.
E-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.
Fungsi dan tujuan dari e-government antara lain yaitu untuk meningkatkan mutu layanan publik, dengan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan juga komunikasi dalam proses penyelenggaraan pemerintah daerah supaya dapat terbentuk kepemerintahan yang bersih, transparan,  dan juga supaya dapat menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

Manfaat
Adapun manfaat e-governament yang dapat dirasakan antara lain:
•   Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;
•  Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN);
•    Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;
•   Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;
•   Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan
•   Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

Jenis – jenis

Ada tiga model penyampaian E-Government, antara lain :

·     Government to Citizen (G2C) adalah suatu teknologi informasi yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki hubungan interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dan juga untuk mempermudah masyarakat dalam mencari berbagai informasi tentang pemerintahan. Misal contoh seperti : www.jabarprov.go.id, dan lain-lain. Atau informasi menganai pajak online, layanan jaminan sosial, mencari lowongan pekerjaan, dan sebagainya.

·     Government to Business (G2B) adalah suatu tipe hubungan pemerintah dengan bisnis. Karena sangat dibutuhkan relasi yang sangat baik, antara pemerintah dengan kalangan bisnis. Tujuannya demi kemudahan berbisnis masyarakat kalangan pembisnis. Contohnya seperti : www.indotender.com, dan sebagainya. Atau informasi menganai pajak perseroan, peraturan pemerintah (hukum bisnis), pendaftaran perusahaan, peluang usaha atau bisnis, dan sebagainya.

·   Government to Government (G2G) adalah berupa Web pemerintah yang dibuat, bertujuan untuk memenuhi berbagai macam informasi yang dibutuhkan antara pemerintahan yang satu dengan pemerintahan yang lainnya, dengan tujuan yaitu untuk memperlancar & mempermudah kerjasama antara pemerintahan – pemerintahan yang bersangkutan. Misal contohnya: www.embassyofindonesia.org dan lain sebagainya. Atau informasi menganai  blogging untuk kalangan legislative,  konsultasi secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu, pendidikan secara online, dan sebagainya.

·   Government to Employees (G2E) adalau berupa tipe hubungan yang ditujukan untuk para pegawai pemerintahan atau pegawai negeri untuk neningkatkan kinerja dan juga untuk kesejahteraan para pegawai yang bekerja dislahsatu institusi pemerintah. Misalkan contohnya: www.sdm.depkeu.go.id dan lain-lain.

Kerugian

Diantara manfaat-manfaat e-government, terdapat pula kerugian yang ditimbulkannya, antara lain :

1. Semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya cyber crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
2. Kurangnya interaksi atau komunikasi antara admin (pemerintah) dengan masyarakat, karena e- government dibuat untuk saling berinteraksi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak lain yang berkepentingan.
3.   Kelemahan utama tentang e-government adalah kurangnya kesetaraan dalam akses publik untuk keandalan, internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok pemerintah yang dapat mempengaruhi dan bias opini publik.
4. Pelayanan yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh system manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan,prosedur dan keterbataasan SDM sangat membatasi penetrasi komputerisasi k dalam system pemerintahan.
5.    Belum mapannya strategi serta tidak memaadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembanngan e-government.
6. Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai alikasi dasar yang memungkinkkan interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian.
7.    Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet.


B.    Pengolahan data elektronik dalam organisasi pemerintahan.
Aplikasi dari IT dalam sektor publik ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam penyampaian pelayanan public oleh pemerintah. Layne and Lee(2001) menjelaskan dalam 4 tahap pengembangan E-Gov yaitu:

1.     Cataloguing
Fokus pada memulai sebuah bentuk kehadiran secara online dari pemerintah. Hal ini dapat diwakili dengan adanya web static.

2.     Transaction
Dalam halaman web tersebut disajikan link database dinamis.

3.     Vertical Integration
Terbangunnya sebuah koneksi dengan fungsi dan jasa dari tingkat diatasnya. Misalnya Portal web pemda tingkat II, mempunyai fungsi pelayanan dari portal web pemda tingkat I dan tingkat pusat. Di Vetical Integration, fokus pada transformasi jasa pelayanan pemerintahan dan bukan pada otomatisasi. Targetnya adalah mengintegrasi sistem pemerintahan tingkat II dengan tingkat I dan tingkat pusat, hal ini dilakukan untuk tujuan cross referencing and checking. Selain itu, target lainnya adalah untuk mempertimbangkan peningkatan pada efisiensi, privasi dan masalah kerahasiaan.

4.     Horizontal Integration
Yaitu suatu integrasi antar fungsi dan pelayanan yang beda. Pada Horizontal Integration, ditandai dengan adanya database yang melintas area fungsional yang berbeda, yang saling berkomunikasi satu sama lain dan idealnya saling membagi informasi. Dengan demikian, informasi yang diperoleh satu agen pemerintah maka dapat digunakan oleh seluruh fungsi lain dalam sistem. Secara keseluruhan 4 tahap E-Gov dari Layne & Lee menawarkan harapan terbaik untuk meningkatkan efisiensi melalui reformasi administrasi melalui vertical maupun horizontal integration.


C.  Informasi dan Perkembangan Situs Web Pemerintah Daerah
Hampir seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia saat ini telah memiliki Web Site resmi Pemerintah Daerah. Sejauh ini, web site pemerintah daerah sebagian besar belum mampu menyampaikan informasi secara komprehensif tentang daerahnya. Pembuatan web site hanya sebatas latah atau ikut-ikutan agar daerahnya dianggap sudah melek IT. Tujuan utama web site Pemerintah Daerah sebagai media informasi Pemerintah Daerah belum berfungsi secara optimal.
Seharusnya, sebagai media resmi Pemerintah Daerah, web site Pemerintah Daerah mampu untuk menyampaikan informasi seluas-luasnya dan selengkap mungkin tentang Daerahnya. Sehingga dengan demikian, informasi apapun tentang daerah kita mampu untuk diakses dan diketahui oleh masyarakat luas, bukan hanya masyarakat yang berada di daerah yang bersangkutan melainkan masyarakat dunia. Bukankah dengan membuat web site Pemerintah Daerah berarti suatu daerah sudah siap untuk memasuki dunia tanpa batas.
Dalam web site Pemerintah Daerah biasanya terdapat dua macam informasi yang disajikan, yaitu :

a. Informasi yang bersifat statis, yaitu informasi yang tidak akan berubah dalam waktu yang relatif singkat. Informasi yang bersifat statis biasanya paling tidak diperbaharui setahun sekali. Informasi yang disajikan biasanya merupakan dokumen yang menyangkut perkembangan suatu daerah dalam jangka waktu satu tahun, misalnya data PDRB, IHK maupun Dokumen-dokumen Perencanaan Daerah.
b. Informasi yang bersifat Dinamis, yaitu informasi yang senantiasa harus diperbaharui setiap saat. Informasi ini biasanya merupakan suatu laporan tentang pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah maupun informasi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Agar web site Pemerintah Daerah bisa menjadi media informasi yang yang efektif, tentunya segala seuatu yang berkaitan dengan kelangsungan hidup sebuah web site harus dipenuhi, bukan hanya menghabiskan biaya setiap tahun untuk membayar sewa  ISP dan web hosting sedangkan pengelolaanya diabaikan. Sebuah web tentunya harus dikelola oleh orang-orang yang memang memahami tentang hal tersebut dan mampu untuk memenuhi tuntutan terhadap perubahan-perubahan yang harus dilakukan, baik dari segi isi dari web site tersebut maupun kebutuhan lainnya.
Fenomena ini dirasakan oleh semua pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan website milik mereka. Hal ini tentu bertujuan, agar website yang ada tersebut, bukansekedar muncul di internet saja. Namun, diharapkan adanya website tersebut mampu memberikan informasi kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang perlu diketahui masyarakat pengguna internet. Termasuk di dalamnya adalah website yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang mulai dikemas secara menarik. Mengingat website pemerintah daerah pada nantinya akan memiliki fungsi sebagai media yang akan digunakan oleh masyarakat guna mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.


KESIMPULAN
        Dengan adanya pemanfaatan internet dan e-government sangat membantu meningkatkan kinerja pemerintah didalam penyediaan informasi dan penyelenggaraan layanan kepemerintahan kepada masyarakat dan kalangan bisnis. Dengan ini pula terdapat beberapa manfaat lainnya, salah satunya yaitu meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN).
          Diantara manfaat-manfaat yang menguntungkan, adapula kerugian yang dihasilkan akibat dari pemanfaatan internet dan e-government, salah satu kerugian tersebut adalah semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah yang akan membuka peluang terjadinya cyber crime sehingga dapat merusak system TIK pada e-government.


Source :
Yuliyanto, Ito Marjuki, dkk. 2012. E- GOVERNMENT DAN PEMANFAATAN INTERNET. NTB : INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI.


Sabtu, 18 Maret 2017

Pengembangan Organisasi dengan Dukungan ICT (Information and Communication Technologies)



A.    TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) / INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGIES (ICT)

Pengertian TIK / ICT
ICT (Informatin and Communication Technologies) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

Peranan ICT / TIK
Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas yang dibutukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Secara tanpa kita sadari, sebagian aktifitas yang dilakukan oleh manusia telah didukung oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung telah mengubah cara kita hidup, cara kita belajar, cara kita bekerja dan cara kita bermain. Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam bidang bisnis, pendidikan, dan kesehatan dan pemerintahan.
Penerapan ICT pada bidang bisnis misalnya, ICT telah banyak digunakan untuk mendukung proses bisnis yang terjadi pada perusahaan, baik bidang ekonomi maupun perbankan. Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi dan layanan e-bussiness, e-commerce, e-banking dan lain-lain. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku bisnis merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice Resource Planning (ERP).
Penerapan ICT pada bidang pendidikan telah memberikan kontribusi bagi perkembangan teknologi pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari sering dijumpai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Kemampuan dan karakterisICT internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi ebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan hadirnya e-learning setiap siswa bisa mengakses materi pembelajaran yang disediakan melalui situs. Siswa bisa berinteraksi dengan guru atau dengan siswa lain tanpa harus harus hadir dikelas. Materi pembelajaran online, membuat siapa saja bisa mengakses materi tersebut tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.
Penerapan ICT dalam bidang kesehatan telah mengubah pola juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien, yaitu dengan sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
Sedangkan penerapan ICT dalam pemerintahan dikenal dengan istilah e-government. Tujuan pemanfaatan ICT dalam pemerintahan adalah agar pelayanan kepada masyarakat dalam lebih efisien. ICT juga dapat memberdayakan masyarakat karena dengan adanya infrastruktur e-government akan lebih mudah dan lebih cepat untuk mengakses informasi dari pemerintah. Selain itu, ICT dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
Ada tiga kata yang harus kita pahami sebelumnya, yaitu:
  • Information (informasi) : hasil dari data yang diolah dan menerangkan sesuatu serta berguna bagi yang mengetahuinya.
  • Communications (komunikasi) : pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara 2 pihak atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
  • Technology (teknologi) : kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis.
Dengan demikian ICT merupakan teknologi yang dapat diandalkan untuk memberikan layanan yang efektif dan efisien.


B.     PENGEMBANGAN ORGANISASI
Perubahan muncul sesuai dengan perkembangan pengembangan organisasi. Pengembangan Organisasi (Organization Development) merupakan suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kurangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
Pengembangan Organisasi (PO) merupakan cara pendekatan terhadap perubahan yang berjangka panjang dan lebih luas ruang lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan seluruh organisasi ke arah tingkat fungsional yang lebih tinggi. (Indrawijaya, 1989:203)

Metode dan Definisi dalam Pengembangan Organisasi:

“Pengembangan organisasi adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk merubah kepercayaan, sikap, dan nilai dan susunan organisasi sehingga organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cept dari perubahan itu sendiri.” -Warren G. Bennis

“Pengembangan organisasi adalah usaha berencana meliputi organisasi keseluruhan yang diurusi dari atas untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui pendekatan berencana dalam proses organisasi dengan memakai pengetahuan ilmu perilaku.” -Richard Beckhard

Ciri-ciri Pengembangan Organisasi yang efektif :
1. Strategi terencana
2. Menekankan cara-cara baru m eningkatkan kinerja
3. Mengandung nilai humanistic
4. Menggunakan pendekatan komitmen
5. Menggunakan pendekatan ilmiah

Karakteristik pengembangan organisasi :
1.      Perubahan yang direncanakan
2.      Perubahan komprehensif
3.      Perubahan jangka panjang
4.      Tekanan pada kelompok-kelompok kerja
5.      Partisipasi pengantar perubahan
6.      Manajemen kolaboratif
7.      Tekanan pada intervensi dan riset kegiatan

Sejarah Pengembangan Organisasi
French dan Bell menemukakan bahwa ”Pengembangan organisasi telah muncul dari ilmu pengetahuan keperilakuan terapan dan psikologi sosial dan dari usaha-usaha yang berurutan untuk menerapkan latihan laboratorium dan survei umpan balik ke dalam berbagai sistem total”. Jadi, dapat dikatakan bahwa dua pendekatan pengembangan organisasi adalah latihan laboratorium dan survei umpan balik. Hasil karya Kurt Lewin merupakan peralatan bantu dalam kedua pendekatan tersebut.

Teknik Pengembangan Organisasi
            Untuk melakukan pengembangan organisasi, maka diperlukan cara-cara atau teknik tertentu. Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif antar individu maupun antar kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan berikut ini.
a.       Sensitivity Training, merupakan teknik pengembangan organisasi yang pertama diperkenalkan dan yang paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group atau training group, group disini berarti peserta terdiri atas 6-10 orang, pemimpin kelompok membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta keterampilan dalam hubungan antar pribadi.

b.      Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektifitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek.

c.       Survey Feedback, dalam teknik survey ini tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survey ini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan-perbaikan konstruktif.

d.      Transcational Analysis (TA), teknik ini berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar individu. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan. Oleh sebab itu, teknik ini mengajarkan cara penyampaian pesan yang jelas dan bertanggung jawab dengan wajar dan menyenangkan.

e.       Intergroup Activities, fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar kelompok. Dimana ketergantungan antar kelompok yang membentuk kesatuan organisasi dapat menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Karenanya, intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau pemecahan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.

f.        Process Consultation, dalam process consultation konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Kemudian konsultan memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.
g.      Third-part Peacemaking, dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar individu dan kelompok.




Model Pengembangan Organisasi
Gambar 2.1 menunjukan model untuk pengelolaan OD. OD distimulir oleh kekuatan perubahan yang berasal dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Kekuatan perubahan mempengaruhi prestasi organisasi. Kesenjangan prestasi organisasi dengan yang seharusnya dapat dicapai merupakan permasalahan yang harus ditemukan penyebabnya. Keberadaan masalah merupakan bukti perlunya organisasi melakukan perubahan dan pengembangan Penemuan jenis permasalahan dan penyebabnya menuntun pada pemilihan metode metode pengembangan. Metode pengembangan. Metode pengembangan yang dipilih harus sesuai dengan iklim kepemimpinan, organisasi formal dan budaya organisasi. selanjutnya metode pengembangan harus diimplementasikan pada saat dan ruang lingkup yang tepat. Pada hal ini pengalaman masa lalu sangat  berguna. Tahap terakhir OD adalah evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi metode pengembangan dengan jalan membandingkan biaya dengan hasil, dan hasil nyata dengan yang seharusnya.


C.    ICT dalam Pengembangan Organisasi
Teknologi informasi dan komunikasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi. Teknologi dalam organisasi memiliki peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi. Organisasi adalah sebuah sistem terbuka, dan teknologi organisasi merupakan cerminan dari kondisi lingkungan organisasi dan juga jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi. Teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari jalannya sebuahorganisasi. Karena dengan keberadaan teknologi informasi, menjadi faktor penentu utamadari keberhasilan organisasi (Gordon & Gordon, 2000). Thomson mengelompokan teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang masing-masing menggambarkan jenis hubungan yang terjadi dengan konsumen maupun jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi, yaitu:

a)      Teknologi Perantara (mediating technology) digunakan untuk menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak dapat dihubungkan secara langsung.Misalnya jika hubungan langsung tersebut memerlukan ongkos yang besar, ataupun karena terlalu rumit untuk dilaksanakan
b)      Teknologi Rangkaian Panjang (long-linked technology). Pada jenis teknologi ini 31 kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan. Hasil darisuatu kegiatan menjadi output bagi kegiatan berikutnya, berurutan, hingga akhirnya produk siap untuk digunakan oleh konsumenc.
c)      Teknologi intensif (intensitive technology). Teknologi intensif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi intensif umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami perubahan.

Fungsi Teknologi dalam Organisasi
Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan institusi.
Berdasarkan struktur organisasi, pemanfaatan teknologi informasi diklasifikasikanmenjadi 3 kategori, yaitu:
§  Perbaikan efisiensi : Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan penurunan waktu dan biaya proses.
§  Perbaikan efektivitas : Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efektifitas diterapkan pada level manajerial organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan kemudaan dan kecepatan memperoleh status pencapaian target organisasi.
§  Strategic Improvement : Pemanfaatan teknologi informasi untuk strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan pada level eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif.

Menurut G.R. Terry, terdapat 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuahorganisasi, yaitu:
v  Fungsi Operasional : membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping, karena telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure
v  Fungsi Monitoring and Control : keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para pimpinan di organisasi terkait.
v  Fungsi Planning and Decision : keberadaan teknologi informasi dianggap sebagai enabler dari rencana organisasi dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan organisasi yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang organisasi yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut.
v   Fungsi Communication : secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu organisasi dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
v  Fungsi Interorganisational : merupakan sebuah peranan yang cukup unik karenadipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukankolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah organisasi lain.

Produk dan Fasilitas yang disediakan Teknologi dalam Organiasasi
Produk yang dihasilkan teknologi dalam organisasi lebih cenderung kepada produk layanan jasa, yang dimana produk layanan jasa tersebut menjadi fasilitas dari teknologi yang diterapkan pada sebuah organisasi. Layanan jasa tersebut antara lain :
·         Electronic Data Processing Systems (EDP) : merupakan penggunaan teknologi komputer untuk menyelenggarakan pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi organisasi. Sistem ini digunakan untuk mengolah data transaksi yang sifatnya rutin (sehari-hari).
·         Management Information System (MIS) : merupakan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi yang berorientasi pada manajemen level menengah. Para pemimpin dalam suatu organisasi membutuhkan informasi dalam rangka pengambilan keputusan, dan sistem informasi berbasis komputer dapat membantu penyediaan informasi bagi para pemimpin organisasi.
·         Decision Support System (DSS) : merupakan sistem informasi yang datanya diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. DSS dapat digunakan untuk menganalisis kondisi pasar sekarang atau pasar potensial. DSS juga dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
·         Expert System (ES) : merupakan sistem informasi yang berbasis pada pengetahuan yang menggunakan pengetahuan tentang bidang aplikasi khusus untuk menjalankan kegiatan sebagai konsultan ahli bagi pemakai akhir. Jika DSS membantu manajemen dalam rangka pengambilan keputusan, maka ES membuat keputusan tersebut.
·         Executive Information Systems (EIS) : merupakan suatu sistem informasi yang berkaitan dengan kebutuhan manajemen puncak mengenai informasi strategik dalam proses pengambilan keputusan strategik.
·         Accounting Information System (AIS) : merupakan sebuah sistem yang menyediakan informasi bersifat keuangan dan non keuangan bagi para pengambil keputusan. (Bodnar, 1998)

Kompleksitas Teknologi dalam Organisasi
Dengan diterapkannya teknologi dalam organisasi, terdapat berbagai dampak bagi organisasi, diantaranya teknologi informasi dapat membawa sejumlah perubahan seperti struktur hirarki organisasi menjadi semakin melebar atau flat, kewenangan yang cenderung terdesentralisasi, perubahan struktur kekuasaan yang cenderung terdistribusi, perubahan dalam job content, dan perubahan manajemen sumber daya manusia dalam organisasi, serta membantu manajer dalam pembuatan keputusan.
Selain dampak-dampak yang telah disebutkan diatas, masih terdapat pengaruh-pengaruh lain yang disebabkan oleh diterapkannya teknologi dalam organisasi. Pengaruh positifnya antara lain :
a.       Sebagai media untuk menganalisis kondisi pasar.
b.      Sebagai media untuk mengawasi kinerja organisasi.
c.       Sebagai media untuk meningkatkan kualitas informasi.
d.      Penghematan biaya, waktu, dan peningkatan produktivitas.
e.       Sebagai media untuk mengolah data dengan cepat dan akurat.
f.        Untuk membantu aktivitas manajemen sumbar daya manusia.
g.      Untuk membantu memperbaiki pelayanan pada pelanggan, maupun anggota dan pengurus organisasi itu sendiri.
h.      Untuk membantu aktivitas manajemen dan pelayanan administratif, seperti E-mail, Voice Mail, Word Processing, Database Management Syste, Social Media.
i.        Sebagai pembuat, pengerat, pemelihara, dan penjaga hubungan komunikasi antaranggota, pengurus organisasi, pimpinan organisasi, pihak organisasi lain, dan masyarakat luas.Selain menghasilkan pengaruh positif, penerapan teknologi dalam organisasi juga dapat menimbulkan beberapa pengaruh negatif bagi organisasi, seperti :
·         Besarnya kemungkinan untuk aksi penyalahgunaan teknologi informasi.
·         Mengurangi sifat sosial manusia, karena cenderung lebih suka berhubungan lewat media sosial daripada bertemu langsung.
·         Besarnya kemungkinan terjadi pada diri individu ketidakpuasan kerja, dehumanisasi dan dampak psikologis, dan information anxiety.
·         Tingginya kemungkinan masalah resistance to change. Masalah ini harus dihilangkan karena hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas, meningkatkan angka absensi, dan mengurangi motivasi atau pemogokan kerja (Gordon, 1993). Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Gordon menyarankan agar :
1.      Anggota organisasi dilibatkan dalam pelaksanaan tugas tertentu dan menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas anggota organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran pada anggota organisasi bahwa penggunaan teknologi informasi dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang dan menunjukkan kelemahan sistem lama.
2.      Untuk mengurangi resistance to change terhadap perubahan implementasi teknologi informasi, hal-hal yang dapat dilakukan menurut Gordon antara lain adalah : communication, educational program, evolusional change, employee involment, new policies and procedures, staff change, temporary structure dan steering committee.
3.      Anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan pendidikan dan pelatihan serta pemberian ketrampilan-ketrampilan yang relevan, untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang teknologi informasi.
4.      Tetap menjaga keamanan. Misalnya dengan menyimpan komputer pada tempat yang aman, hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu yang berkepentingan, penggunaan password, dan pembuatan access control matrix.
5.      Sebelum pihak manajemen organisasi mengimplementasikan teknologi informasi yang baru, mereka harus mempertimbangkan besarnya biaya yang diperlukan dan manfaat yang akan diperoleh (cost benefit analysis). Teknologi informasi dan komunikasi akan diterapkan apabila manfaat yang diperoleh dengan menggunakan teknologi informasi lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk mengimplementasikan teknologi informasi. Hal ini disebut juga sebagai value ofinformation technology.
.



KESIMPULAN

       Pengembangan organisasi dengan dukungan ICT (information and communication technologies). Dalam pengembangan organisasi di era globalisasi ini, mencakup persoalan ICT/TIK itu sendiri. Teknologi organisasi merupakan cerminan dari kondisi lingkungan organisasi dan juga jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi atau perusahaan. Teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari jalannya sebuah organisasi. Karena dengan keberadaan teknologi informasi, menjadi faktor penentu utama dari keberhasilan organisasi (Gordon & Gordon, 2000).

            Terdapat beberapa teknologi organisasi, dan teknologi tersebut sudah pasti memiliki fungsi. Adapun produk dan fasilitas yang disediakan teknologi dalam organisasi demi mencapai suatu organisasi yang sesuai dengan era sekarang atau era modern.
         
         Semua kegiatan di era globalisasi sudah mencakup dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), akan tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara terdahulu, negara kita masih tertinggal jauh. Dengan demikian, Indonesia perlu mengintegritaskan teknologi-teknologi yang sudah ada sekarang, agar negara Indonesia tidak tertinggal jauh oleh negara-negara pendahulu.